Dipicu HPP Baru dan Tersendatnya Pasokan
Senin, 5 Mei 2008 | 01:19 WIB–Serang, Kompas – Satu pekan terakhir, harga beras di sejumlah pasar di Serang, Banten, mulai naik 5 hingga 15 persen. Kenaikan itu terjadi akibat tersendatnya pasokan beras lokal, yang diduga ditimbun setelah pemerintah menaikkan harga pembelian pemerintah atau HPP beras beberapa waktu lalu.
Berdasarkan pantauan di Pasar Induk Rau Serang, Minggu (4/5), harga beras lokal mulai naik rata-rata Rp 200-Rp 300 per kilogram. Harga beras lokal kualitas super naik dari Rp 5.000 menjadi Rp 5.200 per kg, beras kualitas bagus naik dari Rp 4.800 per kg menjadi Rp 5.000 per kg, kualitas sedang dari Rp 4.500 per kg menjadi Rp 4.800 per kg, dan beras kualitas jelek naik dari Rp 4.000 per kg menjadi Rp 4.200 per kg.
Harga beras asal Karawang naik Rp 500-Rp 700 per kg. Di Pasar Induk Rau, beras karawang kualitas super sudah dijual dengan harga Rp 5.500-Rp 5.700 per kg.
”Hari kemarin masih bisa jual Rp 5.500 per kg. Namun, hari ini sudah naik lagi jadi Rp 5.700 per kg. Padahal seminggu lalu masih Rp 5.000 per kg,” kata Marsani, salah seorang pedagang beras.
Kenaikan harga beras di tingkat agen otomatis mendongkrak harga di tingkat eceran. Harga beras kualitas sedang yang banyak dikonsumsi masyarakat sudah mencapai Rp 4.500 per liter atau setara dengan Rp 5.625 per kg. ”Minggu kemarin masih bisa beli (beras) Rp 4.000 per liter, tadi pagi sudah naik jadi Rp 4.500 per liter,” tutur Weni, warga Trondol, Kecamatan Serang.
Ditimbun
Menurut para pedagang, mereka menaikkan harga jual karena harga beras dari pemasok sudah naik menyusul kenaikan HPP beras dari Rp 4.000 per kg menjadi Rp 4.300 per kg beras kualitas sedang. Mereka memperkirakan harga beras akan terus naik hingga beberapa pekan ke depan.
Apalagi, saat ini, pasokan beras ke pasar mulai tersendat. ”Sulit mendapat pasokan beras, khususnya beras lokal. Soalnya petani dan tengkulak banyak yang nahan (menimbun) beras, biar bisa ngejual pas harganya naik,” kata Syaiful, pedagang beras.
Selain ditimbun, kenaikan harga beras juga dipicu oleh berkurangnya persediaan gabah lokal karena masa panen sudah lama berlalu. Dengan demikian, para pedagang terpaksa membeli beras dari luar Banten, seperti beras karawang yang harganya jauh lebih tinggi.
”Pasti kalau beras lokal habis, ya lebih banyak beli beras karawang. Harganya, kan, mahal, selilisihnya bisa lebih dari Rp 500 per kilogram,” tutur Marsani.
Melonjaknya harga beras menyebabkan penjualan menurun rata-rata 20 persen per hari. Hal itu terjadi karena banyak konsumen yang mengurangi jatah pembelian. (NTA)