Pernyataan Sikap: “Hentikan Segala Bentuk Tindakan Teror yang Mengorbankan dan Merugikan Rakyat tidak Bersalah! Hentikan Seluruh Kebijakan dan Tindasan Fasis Yang Menumbuhkan Terorisme Di Indonesia!

Salam demokrasi,

Tindakan terorisme dengan bom telah mengorbankan rakyat sipil yang tidak berdosa kembali terjadi, pada Minggu, 13 Mei 2018 bom meledak di 3 gereja, Gereja Pantekosta, GKI dan Gereja Santa Maria di Surabaya, Jawa Timur. Ledakan Bom tersebut telah menewaskan 18 orang dan puluhan orang mengalami luka-luka. Selain itu, terjadi pula ledakan Bom di Rusunawa Taman di hari yang sama di Sidoarjo, Jawa Timur, dan Peledakan Bom di Mapolrestabes Surabaya pada 14 Mei 2018. Rangkaian penangkapan dan penembakan yang diduga teroris di Jawa Timur, Jawa Barat, Palembang, disusul penetapan status siaga 1 di semua provinsi di Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Maluku, Batam, Bali, Kaltim selain terus berlanjutnya operasi militer Tinombala di Sulawesi Tengah.

Kami atas nama Front Perjuangan Rakyat (FPR) menyampaikan duka dan belasungkawa yang mendalam terhadap korban yang meninggal dan luka-luka beserta penderitaan yang dialami keluarganya. Semoga seluruh keluarga korban dan kerabat selalu diberi ketabahan. Kami atas nama FPR juga mengutuk segala bentuk tindakan teror yang telah merenggut nyawa dan melukai banyak masyarakat tidak bersalah sebagai tindakan biadab dan anti kemanusiaan.

Tindakan teror yang terjadi saat ini dan seluruh bentuk terorisme pada hakekatnya adalah tindakan yang merugikan rakyat. Aksi-aksi terorisme tersebut tidak dapat dibenarkan atas nama nilai-nilai apapun dari suatu agama atau kepercayaan. Karena tindakan teror yang demikian hanya akan memperburuk kondisi kehidupan rakyat, memecah-belah persatuan rakyat dan merugikan kepentingan umum rakyat Indonesia. Aksi teror yang sedang terjadi saat ini bukan hal baru yang terjadi di Indonesia. Selama ini telah banyak catatan aksi-aksi teror bom yang terjadi dengan melibatkan banyak kelompok berkedok keagamaan di Indonesia.

Tercatat sejak Pemerintah Indonesia pada masa pemerintahan Megawati Sukarnoputri ambil bagian dalam “Perang Global Melawan Terorisme” pimpinan Amerika Serikat pada tahun 2001, aksi-aksi kelompok kecil terorisme yang memiliki hubungan dengan kelompok teroris internasional seperti Al Qaeda, ISIS, JAD terus berkembang. Seluruh jaringan terorisme yang dibentuk dan dikembangkan melalui skema “Perang Terorisme Global” pimpinan Imperialis Amerika Serikat secara langsung maupun tidak langsung, merupakan wujud dari politik imperialisme pimpinan AS sebagai musuh utama rakyat dunia dan teroris nomor 1. Skema tersebut bertujuan untuk melegitimasi aksi-aksi militer AS-NATO dan sekutunya di berbagai negeri dengan dalih menumpas kelompok teroris yang pada perkembanganya justru semakin memperburuk situasi kehidupan rakyat dunia. Berbagai kelompok lama maupun baru berkembang yang melakukan tindakan teror, termasuk di Indonesia. Kondisi krisis ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia, tindasan politik yang semakin fasis dan keterbelakangan budaya yang terus dijaga oleh Pemerintah Indonesia di bawah Joko Widodo-Jusuf Kalla, telah melahirkan situasi yang semakin menyuburkan kelompok-kelompok kecil teror ini sebagai bagian dari ekspresi rasa frustasi dan putus asa yang dialami oleh penderitaan rakyat Indonesia.

FPR menyatakan bahwa tindakan teror semacam itu tidak akan menjawab persoalan dan penghidupan rakyat. Tindakan teror hanya akan melahirkan penderitaan rakyat, perpecahan di kalangan massa, melemahkan perjuangan rakyat Indonesia dan menguntungkan musuh rakyat Indonesia yakni imperialisme AS sebagai dalang utama dan seluruh kaki tangannya di dalam negeri.

FPR juga mengecam rencana politik Pemerintah Jokowi-JK yang berencana menerbitkan Perppu pengganti RUU Penanggulangan Tindak Teroris dan menutupi ketidakbecusannya dalam mengatasi situasi dengan membuat Undang-Undang yang lebih fasis menebar teror kepada rakyat Indonesia. Solusi yang diwacanakan Pemerintah Jokowi-JK tersebut adalah ilusi dan tidak akan mampu menjawab akar masalah yang dilahirkan dengan kebijakan Imperialisme AS. Berbagai program politik yang dikeluarkan Jokowi, seperti program “deradikalisasi” dan Bela Negara,  terbukti gagal dan palsu karena tidak menjawab masalah utama rakyat. Ini dibuktikan dengan terus adanya serangan terorisme berlangsung di Indonesia.

Akar masalah yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Indonesia adalah persoalan kemiskinan rakyat Indonesia yang semakin akut yang menjadikan kemunduran  kebudayaan. Akar masalah yang lahir dari dominasi imperialisme AS harus diputus  karena telah menyebabkan seluruh masalah turunan yang menjadikan rakyat Indonesia menderita.

Dalam kesempatan kali ini FPR menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk terus memperkuat persatuan rakyat, memperhebat perjuangan rakyat untuk menjawab masalah-masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari dan tidak mudah dipecah-belah termasuk menggunakan isu agama untuk memecahbelah dan menjadi dasar pembenaran atas tindakan teror yang menderitakan rakyat.

Atas dasar itu, Front Perjuangan Rakyat (FPR) menyatakan sikapnya:

  1. Menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya terhadap korban dan keluarganya, serta mengutuk dan menuntut hentikan tindakan teror dalam bentuk apapun atas nama apapun yang mengakibatkan rakyat tidak bersalah menjadi korban dan menambah penderitaan rakyat Indonesia.
  2. Menuntut kepada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk bertanggung jawab atas seluruh aksi terorisme dan meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas ketidakbecusannya dalam mengatasi rangkaian tindakan teror yang terus berlangsung hingga saat ini.
  3. Menuntut Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla menangani dengan cepat seluruh rakyat yang terbunuh dan terluka sebagai korban atas tindakan teror.
  4. Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla harus segera menghentikan seluruh kebijakan fasis yang akan semakin menindas dan menyengsarakan rakyat, dan segera memenuhi seluruh hak demokratis, sosial dan ekonomi rakyat Indonesia untuk memperbaiki kehidupan rakyat Indonesia.
  5. Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk terus memperkuat persatuan dan perjuangan rakyat, tidak mudah terpecah-belah oleh berbagai isu berbasis SARA yang menyulut kebencian serta perpecahan di kalangan rakyat Indonesia.

 

Jakarta, 14 Mei 2018

Hormat Kami,

Front Perjuangan Rakyat (FPR)

 

Rudi HB Daman

Koordinator

Kontak:

Symphati Dimas (Sekretaris): 082227526399

About fprindonesia

Front Perjuangan Rakyat (FPR) adalah aliansi organisasi-organisasi masyarakat sipil Indonesia yang pada awalnya dibentuk untuk merespon perayaan Hari Buruh se-Dunia 2008. FPR menyandarkan diri pada prinsip aliansi dasar klas buruh dan kaum tani sebagai komponen pokok perubahan sosial.
This entry was posted in Berita, Pernyataan Sikap. Bookmark the permalink.

Leave a comment