Seratusan Demonstran Kecam Hade di Hari HAM Sedunia

Rabu, 10/12/2008 11:06 WIB

Bandung – Peringatan hari deklarasi universal HAM, Rabu (10/12/2008), diwarnai demonstrasi seratusan orang di depan Gedung Sate. Para demonstran juga menyoroti pemerintahan Ahmad Heryawan – Dede Yusuf karena beberapa kasus HAM di Jawa Barat.

Demonstrasi yang mengatasnamakan Front Perjuangan Rakyat (FPR), datang dari arah Jalan H Djuanda menuju Jalan Diponegoro sekitar pukul 10.00 WIB. Massa terdiri dari beberapa elemen mahasiswa dan buruh seperti Front Aksi Mahasiswa Unisba (FAMU), Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA). Ikut juga beberapa anak-anak dan ibu-ibu yang menggunakan caping.

Dalam aksinya, demonstran menyoroti beberapa hal, di antaranya tentang SKB 4 menteri tentang tenaga kerja, menolak sistem kerja kontrak dan out sourching, menolak pembaruan agraria palsu.

Isu pertanian dan agraria mendapat sorotan sangat besar. Demonstran menilai, dengan peraturan agraria yang baru, kaum petani berhadapan dengan konversi dan perluasan lahan baik untuk perkebunan dan pertambangan.

“Kaum tani harus mempertahankan tanahnya dari perampasan yang dilakukan oleh pihak swasta atau negara melalui PTPN,” ujar orator Isam Handoko, yang juga Humas FPR.

“Pada dasarnya ini adalah peringatan HAM sedunia. Kenapa kemudian kita mengkritisi pemerintahan Hade, karena kebijakan mereka tidak memihak kaum miskin. Contohnya kasus penangkapan petani di Garut,” terang Isam setelah berorasi.

Mereka juga menyoroti masalah penangkapan beberapa petani di Desa Karangsari, Garut beberapa bulan lalu. Akibat kejadian tersebut, demonstran menyatakan kekecewaannya terhadap pemerintahan Hade. Mereka menggelar poster-poster dengan tulisan di antaranya; “Hade Penipu Rakyat” juga “Hade Rezim Anti Rakyat”.

Walau pun Jalan Diponegoro di depan Gedung Sate sudah ditutup untuk persiapan perhelatan Festival Film Indonesia (FFI) 12 Desember mendatang, namun demonstran tetap diizinkan masuk dan beraksi persis di depan gerbang Gedung Sate.

Sekitar 60 petugas polisi berjaga dengan membentuk dua barisan di depan gerbang dan satu lapis lagi di belakang gerbang. Aksi berlangsung tertib tanpa ada dorong-dorongan. Polisi bahkan membagikan air mineral kepada para demonstran.

About fprindonesia

Front Perjuangan Rakyat (FPR) adalah aliansi organisasi-organisasi masyarakat sipil Indonesia yang pada awalnya dibentuk untuk merespon perayaan Hari Buruh se-Dunia 2008. FPR menyandarkan diri pada prinsip aliansi dasar klas buruh dan kaum tani sebagai komponen pokok perubahan sosial.
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment