Seruan Umum FPR untuk Kampanye Massa Hari Buruh Internasional (MAYDAY) 2018

11208644_846264578744259_915407043793032514_n

Seruan Umum FPR untuk Kampanye Massa Hari Buruh Internasional (MAYDAY) 2018

Kepada Yth.

1. Seluruh Koordinator FPR Kota/Daerah/Wilayah dan Luar Negeri
2. Seluruh Ketua/Pimpinan Organisasi yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR)
3. Individu dan Simpatisan Front Perjuangan Rakyat (FPR)

Di TEMPAT

 

Salam Demokrasi!

Semoga rahmat kesehatan dan semangat yang tiada putus senantiasa tercurah untuk Kawan-kawan sekalian, yang selalu tulus melayani massa dan menjalankan aktifitas sehari-hari sebagaimana mestinya.

Hari Buruh se-Dunia 1 Mei (MayDay) adalah satu peristiwa bersejarah dalam tradisi berjuang yang sengit terhadap klas penghisap dan penindas. Perjuangan tanpa kenal menyerah yang dilakukan jutaan klas buruh saat itu telah memberikan inspirasi yang tiada terkira. Keteguhan sikap, pengorbanan serta disiplin membaja dalam perjuangan yang bergelora membuahkan hasil yang hingga saat ini dapat dinikmati oleh rakyat di seluruh penjuru dunia. Salah satu kemenangan besar yang diraih adalah penetapan jam kerja bagi buruh, 8 jam sehari dan 40 jam seminggu (lima hari kerja). Mengakhiri segala bentuk kerja paksa dan perbudakan yang terselebung dalam kedok hubungan industrial. Sehingga buruh tidak lagi harus bekerja dengan jam kerja yang panjang 12-16 jam bahkan bisa mencapai 18 jam sehari, namun cukup bekerja 8 jam sehari dan mempunyai banyak waktu yang lebih bagi keluarga serta mengembangkan kebudayaannya.

Satu Mei (MayDay), setiap tahunnya selalu di peringati oleh klas buruh dan klas pekerja lainnya di seluruh dunia secara gegap-gempita melalui berbagai aksi protes dalam bentuk demonstrasi, seminar, rapat-rapat akbar, diskusi terbuka serta dalam berbagai ragam aktivitas lainnya yang serupa. Tujuan umum dari keseluruhan kegiatan politik ini dimanapun di berbagai belahan dunia adalah sama, yaitu ingin memperjuangkan hak-hak dasar ekonomi, sosial maupun politik yang selama ini dirampas dan dicampakkan oleh klas penindas dan banyak rezim anti rakyat diberbagai negeri, terutama di negeri-negeri jajahan, setengah jajahan dan bergantung seperti Indonesia.

Dalam situasi sekarang May Day tidak hanya mencerminkan perjuangan dari kelas buruh semata, tetapi lebih dari itu adalah perjuangan yang seharusnya dilakukan oleh seluruh rakyat tertindas dan terhisap di Indonesia, dengan aliansi dasar klas buruh dan kaum tani. Kita melihat penindasan yang begitu hebat dialami oleh rakyat saat ini adalah akibat dari dominasi kekuatan Imperialisme baik secara ekonomi, politik, militer dan kebudayaan. Imperialisme Amerika Serikat terus menunjukan kondisi yang semakin sekarat dan merosot. Hal tersebut tidak lain akibat terpaan badai krisis over produksi dan kapitalnya yang tiada henti. Bagi imperialis, tidak ada cara lain untuk dapat memperpanjang hidupnya selain melipatgandakan penindasan dan penghisapan terhadap rakyat di seluruh negeri.

Di tengah semakin kuatnya cengkraman imperialis AS di Indonesia, rezim Jokowi juga terus mengintensifkan perampasan tanah secara lebih sistematis melalui program Reforma Agraria Palsu-nya. Program bagi-bagi sertifikat dan perhutanan sosial merupakan skema yang sesungguhnya akan melegitimasi perampasan dan monopoli tanah yang semakin luas. Program tersebut sama sekali tidak mengubah penguasaan tanah yang timpang saat ini. Justru sebaliknya, akan semakin banyak kaum tani yang terampas tanahnya dan melahirkan buruh tani ataupun pengangguran di perdesaan.

Kondisi tersebutlah yang semakin memperburuk krisis di dalam negeri Indonesia. Di bawah kekuasaan rezim boneka Jokowi-JK, pemerintah terus melahirkan berbagai kebijakan yang memberi “karpet merah” bagi kepentingan bisnis kapitalis monopoli internasional. Paket Kebijakan Ekonomi terus digulirkan hingga 16 jilid yang menjadi payung seluruh skema neoliberal di Indonesia. Melalui itu pula skema dan tindasan yang semakin kejam bagi klas buruh di Indonesia terus lahir. Dalam Paket Kebijakan Ekonomi jilid 4 nya, secara langsung yang telah melahirkan PP No. 78/2015 tentang Pengupahan. Aturan baru yang ditujukan untuk memastikan politik upah murah dapat berjalan semakin baik. Hasilnya jelas, sejak diterapkan hingga saat ini, upah buruh pada setiap tahunnya hanya naik rata-rata 8%, berbanding terbalik dengan terus meningkatnya harga kebutuhan pokok rakyat. Kondisi tersebut semakin memperdalam jurang defisit upah klas buruh.

Sementara itu, untuk terus memastikan super profit yang didapatkan oleh imperialis dan borjuasi besar, skema Labour Market Flexibility berupa kontrak jangka pendek, outsorcing dan pemagangan terus dijalankan oleh pemerintah. Melalui skema tersebut, klas buruh semakin kehilangan hak kepastian kerja dan kesejahteraanya. Skema Pemagangan Nasional misalkan, program tersebut dijalankan untuk mengurangi pengeluaran perusahaan dalam aspek upah buruh. Pasalnya melalui program yang didukung oleh ribuan perusahaan tersebut, menggunakan sistem magang yang hanya memberikan upah/uang saku 60-70 % dari upah minimum, dengan beban pekerjaan yang sama.

Seluruh kebijakan tersebut tentunya merupakan cerminan bagaimana keberpihakan pemerintah terhadap klas buruh sama sekali tidak ada. Orientasi dari kebijakan perburuhan tersebut justru semakin memperbesar super profit perusahaan dan disisi lain memerosotkan penghidupan buruh.

Pada momentum May Day tahun ini, gerakan buruh dan rakyat tertindas di Indonesia juga dihadapkan dengan momentum tahun politik yaitu Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019. Di tahun politik inilah, pendirian perspektif gerakan buruh diuji. Karena pasti seluruh calon-calon kepala daerah maupun untuk Pemilu 2019 nanti akan banyak menebar janji kesejahteraan dan perubahan nasib buruh. Hal itu sudah menjadi kebiasaan dalam setiap momentum kontestasi elektoral. Kondisi tersebut akan berpotensi untuk menyeret klas buruh dalam dukung-mendukung calon dan berpotensi pula menimbulkan gesekan horizontal di kalangan gerakan buruh. Hal tersebut hanya dapat dihindari dengan kita terus memperluas edukasi-propaganda dan kampanye massa untuk membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakan klas buruh dan seluruh rakyat tertindas di Indonesia.

Satu hal lagi yang menjadi pelecut semangat untuk menggelorakan perjuangan menuju May Day tahun ini, yaitu 1 Mei 2018 juga merupakan momentum peringatan 10 Tahun Front Perjuangan Rakyat (FPR) secara nasional. 10 Tahun kiprah FPR sebagai aliansi multisektoral yang memiliki perspektif anti imperialisme, feodalisme dan kapitalis birokrat tentu sangatlah istimewa. Di tengah konstelasi politik yang banyak menyeret gerakan dan mengkanalisasi banyak organisasi, justru FPR semakin menunjukan keteguhan dan persatuannya. Kini FPR telah semakin meluas diberbagai kota di Indonesia. Hal inilah yang harus menjadi pemicu semangat juang kita semakin hebat lagi.

Untuk itu, kami dari Komite Nasional Front Perjuangan Rakyat (FPR) melalui surat ini MENYERUKAN kepada seluruh Komite Kerja FPR di seluruh Kota/Daerah/Wilayah dan Luar Negeri, organisasi, lembaga, Individu dan simpatisan FPR untuk :

1. Memperkuat dan memperluas Front Perjuangan Rakyat (FPR) di tempat kerja, kota, daerah, dan wilayah kerja masing-masing dengan menyelenggarakan pertemuan/konsolidasi untuk menyusun program kerja.

2. Kepada seluruh Komite Kerja FPR di berbagai wilayah, dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakan massa, seperti edukasi dan propaganda melalui Diskusi Publik, Seminar, Konferensi Pers, Pagelaran Budaya, peutaran film dll. Begitu juga aktifitas kampanye menjelang May Day berupa Aksi-aksi Piket berbagai sektor dapat dilakukan.

3. Bagi Komite Kerja dan Organisasi, lembaga, Individu dan simpatisan yang berkedudukan di DKI Jakarta dan sekitarnya Untuk melakukan mobilisasi anggota dan massa sebesar-besarnya pada Selasa, 1 Mei 2018, untuk terlibat aksi yang dikoordinasikan dan dipimpin oleh FPR Jakarta.

4. Bagi Komite Kerja dan Organisasi, lembaga, Individu dan simpatisan yang berkedudukan di berbagai kota untuk tetap menjalankan aksi pada tanggal 1 Mei 2018 di daerah/wilayahnya masing-masing dengan sasaran kantor-kantor pemerintahan setempat.

5. Sedangkan untuk Komite Kerja dan Organisasi, lembaga, Individu dan simpatisan yang berkedudukan/berada di Luar Negeri agar melakukan aksi yang sama dengan sasaran kantor perwakilan pemerintah Indonesia di negara tersebut dan atau di tempat publik yang strategis.

6. Melakukan koordinasi dan memberikan laporan kepada FPR Pusat (Nasional) untuk seluruh aktivitas/kegiatan rencana Aksi yang telah disusun. Selain itu, laporan pelaksanaan Aksi Puncak yang diselenggarakan

Adapun yang menjadi tujuan umum kampanye massa May Day FPR kali ini adalah:
1. Memperkuat dan memperluas persatuan rakyat utamanya klas buruh dan kaum tani serta rakyat terlindas Indonesia, serta memperhebat perlawanan atas kebijakan-kebijakan fasis yang menindas dan mehisap rakyat secara ekonomi, politik dan kebudayaan.
2. Membongkar dan membelejeti watak dan karakter rezim saat ini yang hakekatnya anti rakyat dan anti demokrasi yang mempertahankan sistem SJSF dan menjadi kaki tangan Imperialis AS.
3. Memperkuat dan memperbesar gerakan rakyat terutama organsisasi massa klas buruh, petani, pemuda, mahasiswa, perempuan dan migrant yang memiliki karakter demokratis nasional dan garis perjuangan anti imperialisme, feodalisme dan kapitalisme birokrat.
4. Semakin meluasnya aliansi multisektoral (FPR) Di dalam dan di luar negeri, serta semakin besarnya dukungan dari berbagai kalangan yang simpatik terhadap perjuangan rakyat, serta memperkuat perjuangan dan solidaritas internasional.

Tema Kampanye Massa Peringatan Hari Buruh Sedunia (Mayday) 2018 yang di usung FPR adalah: “Galang Persatuan Rakyat Lawan Kebijakan dan Tindasan Fasis Rezim Jokowi-JK Boneka Imperialis Amerika Serikat”

Sedangkan Tuntutan umum FPR dalam aksi peringatan Hari Buruh Sedunia tahun 2018 ini adalah:

1. Cabut Seluruh Peraturan Perundang-undangan yang merampas hak demokratis rakyat. Seperti Undang-undang Ormas dan RKUHP.
2. Cabut PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Wujudkan Upah Minimum Nasional sebagai skema baru pengupahan yang mencegah kesenjangan upah buruh.
3. Hentikan Program Reforma Agraria Palsu Pemerintah. Wujudkan Reforma Agraria Sejati sebagai jalan untuk pembangunan Industri Nasional yang Mandiri dan Berdaulat.
4. Hentikan segala bentuk kriminalisasi dan penangkapan terhadap seluruh rakyat yang memperjuangkan hak demokratisnya. Secara khusus, hentikan seluruh kekerasan, terror, Intimidasi, dan Kriminalisasi terhadap rakyat Papua.
5. Turunkan pajak dan harga-harga kebutuhan pokok rakyat.
6. Hentikan seluruh intervensi dan perang agresi imperialis Amerika Serikat dan Sekutunya di seluruh negeri.
7. Dan berbagai tuntutan lainnya yang disesuaikan dengan situasi masing-masing wilayah/daerah.

Dalam momentum ini, FPR juga menyerukan kepada seluruh rakyat, organisasi rakyat untuk memajukan perjuangan klas buruh dengan membangun dan memperbesar organisasi/serikat buruh yang militan dan progresif disetiap wilayah kerjanya.
Kontak Person Komite Nasional FPR untuk momentum May Day:
Rudi HB Daman (Koordinator) : +6281213172878
Symphati Dimas (Sekretaris) : +6282227526399

Demikian seruan ini disampaikan untuk dapat mengkoordinasikan seluruh kegiatan kampanye secara Nasional. Atas perhatian dan kerjasama kawan-kawan, kami sampaikan banyak terimakasih.

 

Jakarta, 10 April 2018

Hormat kami

Front Perjuangan Rakyat (FPR)

 

Rudi HB. Daman/Koordinator Umum

About fprindonesia

Front Perjuangan Rakyat (FPR) adalah aliansi organisasi-organisasi masyarakat sipil Indonesia yang pada awalnya dibentuk untuk merespon perayaan Hari Buruh se-Dunia 2008. FPR menyandarkan diri pada prinsip aliansi dasar klas buruh dan kaum tani sebagai komponen pokok perubahan sosial.
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment